Magelang, Satupena.my.id – Seorang anak dilaporkan meninggal dunia akibat tenggelam di kolam anak-anak Pemandian Air Hangat Tirta Madu Barokah, Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Sabtu (6/9/2025). Insiden ini menimbulkan keprihatinan sekaligus sorotan terhadap pengelolaan keselamatan di lokasi wisata.
Korban datang bersama kedua orang tuanya sekitar pukul 16.10 WIB. Saat berenang di kolam dengan kedalaman sekitar 120 cm, anak tersebut diduga luput dari pengawasan. Meski sempat ditolong pengunjung lain dan dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak terselamatkan.
Sejumlah saksi menyebutkan, saat kejadian tidak terlihat adanya penjaga kolam (lifeguard) di lokasi. Padahal, keberadaan lifeguard merupakan standar minimal keselamatan di tempat wisata air.
“Kalau ada petugas penjaga kolam, kejadian seperti ini bisa cepat dicegah. Tapi kenyataannya tidak ada,” ungkap salah seorang saksi.
Pakar hukum menilai, pengelola dapat dimintai pertanggungjawaban hukum apabila terbukti lalai menyediakan standar keselamatan.
Pasal 359 KUHP: Barang siapa karena kelalaiannya menyebabkan orang lain meninggal, dapat dipidana penjara paling lama lima tahun.
UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pasal 26: Penyelenggara usaha wisata wajib menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan wisatawan.
Dengan demikian, keluarga korban memiliki hak menuntut ganti rugi, baik secara administratif, perdata, maupun pidana.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang menegaskan pihaknya akan segera memanggil pengelola pemandian untuk klarifikasi dan evaluasi.
“Setiap tempat wisata wajib mematuhi standar keamanan, termasuk penyediaan lifeguard. Kami akan meninjau ulang izin operasional bila terbukti ada kelalaian,” ujarnya.
Kapolsek Tempuran membenarkan bahwa kepolisian kini sedang mengumpulkan keterangan saksi serta memeriksa pengelola.
“Kami akan selidiki ada tidaknya unsur kelalaian. Jika terbukti, tentu ada konsekuensi hukum sesuai KUHP maupun UU Kepariwisataan,” tegasnya.
Insiden ini menimbulkan keprihatinan masyarakat. Beberapa warga menilai pengelola lebih fokus pada bisnis ketimbang keselamatan pengunjung.
“Bukan baru sekali ada insiden di kolam itu, tapi baru kali ini berujung kematian,” kata seorang warga.
Tragedi ini menjadi alarm keras bagi seluruh pengelola wisata air di Indonesia. Tanpa pengawasan ketat dan standar keselamatan yang memadai, fasilitas rekreasi bisa berubah menjadi sumber petaka.
(by teguh)
0 Komentar