Bojonegoro-satupena.my.id
Tradisi tahunan Sedekah Bumi kembali digelar masyarakat Desa Sudobandung, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro dengan penuh khidmat dan kemeriahan, sebagai wujud syukur atas limpahan rezeki dan hasil bumi dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan adat ini berlangsung pada 5 Agustus 2025, dihadiri oleh seluruh perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta perwakilan Kecamatan Balen yang diwakili oleh Sekcam.
Kepala Desa Sudobandung, Drs. Sukijan, dalam sambutannya menegaskan bahwa Sedekah Bumi tidak hanya menjadi tradisi leluhur, tetapi juga sebagai bentuk syukur dan perekat sosial antarwarga.
“Sedekah bumi bukan semata-mata tradisi turun-temurun, tetapi juga mengandung makna spiritual dan sosial yang sangat dalam. Ini adalah cara kita bersyukur atas karunia Allah SWT, serta mendoakan keselamatan, keberkahan, dan ketenteraman seluruh warga Desa Sudobandung,” ujarnya.
Ia juga mengajak seluruh warga untuk tidak melupakan akar budaya dan terus menjaga keharmonisan antarwarga dan lingkungan.
“Melalui kegiatan ini, mari kita jaga kerukunan, saling menghormati, dan bersama-sama membangun desa agar lebih maju, sejahtera, dan religius,” imbuhnya.
Kirab Budaya dan Hiburan Rakyat Ramaikan Acara
Acara Sedekah Bumi ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti doa bersama, tumpengan, kirab budaya, pengajian umum, serta pertunjukan kesenian tradisional. Warga terlihat antusias mengikuti setiap rangkaian acara dengan penuh semangat.
Tak hanya itu, dalam rangka menyemarakkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Kepala Desa juga mengumumkan rangkaian kegiatan tambahan seperti hiburan seni tayub di siang dan malam hari, serta jalan santai yang akan dilaksanakan pada 24 Agustus 2025, dengan titik start dan finish di lokasi wisata Babu.
“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Desa Sudobandung yang begitu antusias dalam melestarikan budaya lokal ini. Ini adalah bukti bahwa kita masih menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal,” tutup Drs. Sukijan.
Acara ditutup dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan makan-makan sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur seluruh warga.
Anto-satupenan melaporkan
0 Komentar