Surabaya, satupena.satupena.my.id – Kasus dugaan perundungan menimpa Ahmad (nama samaran), siswa kelas 4 di SDN Ketabang 1 Surabaya. Ahmad disebut mengalami perundungan sejak duduk di bangku kelas 3, baik dari teman-teman sebayanya maupun diduga melibatkan oknum guru di sekolah tersebut.
Menurut keterangan keluarga, Ahmad sempat diajak berkelahi di kamar mandi hingga kacamata yang digunakannya pecah. Tak hanya itu, orang tua korban juga menuding seorang guru, berinisial K, ikut memperburuk keadaan dengan mengarahkan siswa lain untuk menjauhi Ahmad.
Yang kami titikberatkan di sini adalah ibu K (koordinator kesiswaan), karena beliau memberi arahan ke murid lain dengan pernyataan yang membuat anak kami diasingkan,” ungkap orang tua Ahmad kepada wartawan, Selasa (16/9/2025).
Keluarga korban menyampaikan, sejak mendapat perlakuan tersebut, Ahmad enggan berangkat ke sekolah.
Saat dikonfirmasi mengenai dugaan perundungan ini, Kepala SDN Ketabang 1 Surabaya, Anna, belum memberikan penjelasan rinci. Ia menyatakan masih ada kegiatan lain dan meminta awak media datang langsung ke sekolah.
Saya masih ada kegiatan, monggo temu di kantor saya,” ujar Anna singkat.
Sementara itu, pihak guru yang disebut dalam laporan orang tua korban hingga kini belum memberikan klarifikasi. Demikian pula Yusuf Masruh, pejabat yang dikonfirmasi terkait kasus ini, belum memberi jawaban.
Kasus dugaan perundungan ini menyoroti pentingnya peran sekolah dalam memastikan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa. Lembaga perlindungan anak juga diharapkan dapat turun tangan untuk memastikan hak anak terpenuhi.
Redaksi tetap membuka ruang klarifikasi bagi pihak-pihak yang disebut dalam pemberitaan ini.(tim/red)
0 Komentar